• “Mau dibawa kemana Masa Depanku?”

    “Mau dibawa kemana Masa Depanku?”

    Hampir seluruh orang di dunia menginginkan masa depannya cerah tidak terkecuali diriku. Tetapi bukanlah hal yang mudah untuk menggapai masa depan cerah. Dalam menggapai masa depan kita pun harus berusaha dengan giat. Aku pun harus begitu. Mungkin dengan memanfaatkan masa-masa muda sebaik mungkin insyaAllah kita dapat menggapainya.

    Terkadang kita harus dihadapkan dengan suatu permasalahan dalam menggapai suatu cita-cita untuk masa depan kita. Aku pun pernah mengalaminya. Dahulu, ketika aku berumur tujuh tahun, aku bercita-cita menjadi seorang pilot. Karena dengan menjadi pilot aku dapat berkeliling kota. Tetapi semuanya kandas, Karena pada saat umurku sepuluh tahun aku mulai menggunakan kacamata. Memang ada sih kesempatan, tapi mungkin Cuma 45%. Dan itu perlu biaya tinggi untuk mengoprasi mata menjadi normal kembali (tidak minus lagi).

    Ketika diriku menginjak umur tiga belas tahun pun aku pernah menginginkan menjadi arsitektur. Dan itu semua ku kejar dengan belajar giat untuk bisa masuk taman pendidikan yang favorit. Dalam menggapai masa depan kita perlu mernencanakannya dengan sebuah cita-cita. Cita-cita itulah yang membuat kita menjadi penyemangat untuk terus belajar dan belajar. Dan menggapainya dengan sempurna.

    Tetapi pada masa-masa Sekolah Menengah Pertama prestasiku terus menurun. Mungkin dikarenakan aku mulai kurang memikirkan dengan masa depanku dan mulai menikmati masa-masa senang ketika masih Sekolah Menengah Pertama. Aku selalu sadari itu. Menginjak masa-masa Skolah menengah atas pikiranku mulai dewasa. Mendapat cerita dari teman-teman Ayah, bahwa bekerja menjadi seorang akuntan di lembaga keuangan cukup menggiurkan

    Aku mulai tertarik untuk bersekolah di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) yang menuntut anak didiknya menjadi seorang akuntan di lembaga keuangan atau bea & cukai. Mulai dari sekrang aku terus menggejarnya. Berbekal dengan otak yang lumayanlah dan kreativitas yang cukup aku tetap berusaha. Di kelas yang sekarang aku tempati ini (XIA6 .red) aku memang tidak begitu menonjol dengan teman-temanku yang lainnya.

    Masalah pun datang lagi, Ayahku sering membangga-banggakan seorang pelaut yang katanya gajinya besarlah, hidupnya tentramlah, masa depannya cerahlah. Aku mulai binggung. Karena masa depan itu juga perlu restu dari orang tua. Aku memang harus berusaha, karena selain restu orang tua, kerja keras dan ulet kita tidak boleh lupa dengan Tuhan Yang Maha Esa. Karena segal sesuatu Allah lah yang tau itu. Kita perlu sadari itu.

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Hubungi Sekarang

    Menerima seluruh keluh kesah atau sekedar perbincangan dengan kopi hangat

    ADDRESS

    Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

    EMAIL

    mail@rizkyoktavian.com
    rizkyoktavian@merahputih.com

    TELEPHONE

    +62 31

    MOBILE

    +62 857